Lalu sekarang, aku ingin berkata jika separuh hatiku ada padamu. Yah, aku ingin mengatakan jika aku mencintaimu. Mungkin dalam pikiranmu, ini terdengar agak konyol ataupun tak masuk akal. Pertemuanku denganmu sudah cukup lama. Bahkan sangat lama.
Aku telah memikirkan beberapa kemungkinan dari apa yang kuucapkan ini. Termasuk pertanyaan-pertanyaan yang akan terlontar setelahnya. Jadi, tak perlu lagi kau bertanya mengapa rasa itu bisa hadir? Atau seperti pertanyaan yang lainnya; kenapa bisa? Sebab untuk pertanyaan-pertanyaan itu, aku tak punya jawabannya. Yang aku tahu bahwa aku ingin mengatakan jika ada hatiku yang berteduh padamu. Setidaknya itu sudah kukatakan.
Setelah ini, aku tak tahu kapan lagi aku memiliki kesempatan untuk mengatakannya. Aku takut jika kerinduan-kerinduan atas dirimu menenggelamkanku dalam kesepian malam. Aku takut jika kerinduanku padamu meleburkanku dalam teriknya matahari.
Bagiku, mengatakan hal ini padamu adalah sebuah jalan bagi rinduku setidaknya agak tidak menjadi benalu yang bisa saja membuatku terpuruk. Rindu yang tak pernah kutahu bermula dimana. Sebab tak pernah ada yang menduga datangnya rindu….
Gowa, 1 Mei 2015
Komentar: