Dulu. Di waktu yang sangat lampau. Saya sering dan paling suka menulis sastra. Menulis apa saja. Puisi, cerpen, naskah, dan banyak lagi. Namun, saya tidak ingat persis kapan aktivitas menulis itu mulai menurun. Bisa dikatakan hampir tidak ada aktivitas itu lagi.
Menulis puisi sangatlah mudah bagiku karena ide-ide itu selalu saja muncul bahkan kadang berdesak-desakan. Saya biasanya bisa menulis tiga sampai empat puisi perhari. Tapi lagi-lagi itu dulu. Di waktu yang sudah sangat lama. Jika sekarang ada yang meminta untuk dibuatkan puisi, pasti saya minta jeda dua sampai tiga hari. Padahal, dulu bisa sampai beberapa menit saja sudah jadi. "Itu dulu". ^_^
Semalam, entah karena apa atau dapat petunjuk dari mana. Ditambah lagi dengan suasana yang sangat bising. Naluri menulis itu kembali bergolak. Hehehe.
Ceritanya begini. Semalam seorang teman meminta saya mendesain pamflet untuk persiapan kegiatan "Malam Perayaan Puisi & Tanggal Lahir IPASS". IPASS itu adalah nama organisasi seni dan sastra yang saya geluti. IPASS itu singkatan dari Ikatan Pemerhati Seni dan Sastra yang biasa juga kami sebut "Nirwana Kecil".
Kembali ke desain pamflet. Nah, selesai membuat desain yang super simple, teman saya itu kembali meminta saya untuk menambahkan puisi dalam desain pamflet itu. Wah, awalnya pusing juga tiba-tiba diminta buat puisinya. Hhmmm.... Lalu tiba-tiba... Hahahhaa... :D
Saya coba saja berkonsentrasi dan akhirnya jadilah puisinya. Meskipun pendek tapi kata teman, maknanya dalam. Hehe.
Ni dia puisinya:
Sayang, Kemarilah!Itu saja yang ingin saya kisahkan... :)
Bacakan puisimu untukku sekali lagi
Tak perlu panjang,
Cukup namamu dan namaku saja.
Aku ingin kembali menulis!
Desain Pamflet
Semangat terus untuk berkarya bro :)
BalasHapusWaaaah bener.. semangat terusssssssssssssssssssssssss
Hapus@Catatan Raaifa
HapusTerima kasih supportnya mbak.. ^_^
@Yahya Doank
Siip bro. Ni lagi bangkitkan semangat lagi. Hihi...
Hehehe... maen rindu-rinduan aja nih ah! :D
BalasHapusHehehe... Begitulah. Rindu bisa merubah banyak hal... :)
HapusHayoo semangat. hiehiehiee
BalasHapusObat rindu itu cuma satu. Ya langsung temuin apa yang dirindukan
Iya bang, lagi berusaha muncul ke permukaan lagi ini. Hehe
HapusYang satu itu sedang diusahakan juga bang. "Bertemu"
Makasih dah mampir bang.
Ha, tempatnya di dekat rumah tuh bro.
BalasHapusSukses ya buat acaranya nanti. Hehe
Sekarang konsentrasinya ke editing. :D
Sesekali luangkan waktu bro.
Tengkyu bray. Kalau bisa datanglah nanti ke sana...
HapusNyanyikan sebuah lagu.
Begitulah bray. Banyak editan biasanya.
Kalau mengaku engkau sastra
BalasHapusMana buktinya
Coba lihat ke aksara
Dia tak pernah berduka
Apalagi berhenti berkarya
Kalau mengaku engkau sastra
Seharusnya malu engkau rasa
Melihat puisiku selalu ada
Padahal sastra bukan jurusan saya
Aku pernah mencobanya, tapi setiap kali kucoba selalu saja terbentur dengan berbagai kesibukan yang tak bisa kutinggalkan.
HapusMemang, aku kadang merasa iri melihat dan membaca karya-karya dari orang yang notabenenya tidak berasal dari dunia sastra.... :(
kalau rindu sudah tak tertahankan lagi, seolah sudah di ujung tanduk, alangkah lebih indahnya jika menulis satra saja sekarang...hayo..
BalasHapusSiip... Betul bang. Sekarang lagi mencoba terus menuliskannya kembali.
HapusThank's telah berkunjung..
Salam blogger!