aku lihat bulan datang malu-malu
membawa cahaya merah jambu
dia berbisik sendu
aku berseru,
jangan kau bilang sesuatu
tentang rindu
aku belum bisa menanggung banyak malu
bulan memaksa jiwa
melamar kelam
menjadi benderang
bagaimana bisa?
aku tak kuasa!
kelam mengikat jiwa raga
memenjara bahagia
di harga selembar surat cinta
aku melihat bulan berulang ulang
bisiknya sama
Memerintah mulutku melamarmu
bagaimana bisa
aku hanya pejalan sunyi
tak berteman ramai dan senyum pemenang
bulan terus saja memaksa
aku tak berdaya
aku diam sejenak
sadar hati tak tahu kemana mengadu
baiklah
baiklah
aku akan melamarmu
membawa seluruh napas tersisa
meski itu hanya segelas tak penuh
meski kisah ini terlalu lama
dan bulan terpaksa melambat
tapi ketahuilah kekasih
aku akan datang melamarmu
tepat matahari terbit di hari ketujuh minggu ini
wahai semesta
bantu aku meraih tangan cinta
akan kupadatkan cahaya bulan menjadi cincin pernikahan, meski dengan bahagia diserta sedikit air mata
tuhan
jadikan aku hamba
yang turut pada perintahmu
mengikuti sunnah Rasulmu
aku akan berjalan ke altar penghulu cinta
entah bagaimana caranya
meski bulan selalu datang melambat
tolong aku
selamatkan cintaku
Gowa, 13.2.2018
Ditulis oleh Andhika Mappasomba Daeng Mammangka untuk mereka yang bejuang meraih derajat sebagai suami dan mengikuti sunnah Rasulullah. Mari mendoakan mereka.