aku buka lembar-lembar daun lontar di rumah tua:
siri’ adalah BADIK yang menari di telinga
saat pertama mengenal dunia
kegagahan adalah badik yang terselip di pinggang
diam semedi di balik sarung
ketika bermain di pinggir hutan
kecongkakan dan kejantanan adalah badik yang BICARA di keramaian
laki-laki adalah
yang berpikir
kapan menancap lambungmu di tapal batas kampung
DARAH adalah jeruk nipis
pancuran kemilau badik pusaka
rambut dan tulang hutan bawakaraeng
MELIUKKAN PAMOR jeneberang ke selat makassar
kulit adalah sarung sutra
Pertahanan terakhir di somba opu
kaki adalah pinisi ke madagaskar
hati adalah tuanta salamaka si anak khaidir
prajurit di banten pahlawan di afrika
keringat adalah emas tetesi pesisir nusantara
rumah tua dicincang zaman:
pohon lontar sekarat menyembah gedung bertingkat
kelap-kelip lampu jalan memberantas kampunganku
duduk bersila adalah LELUHUR
asap kendaraan meracuni kuda penarik bendi
khalwatiah syeh yusuf tinggal tarian di panggung
badik pusaka raib bersama tubarani
telah lama aku disuapi fried chiken
ajari aku menikmati pallu basa
bagaimana resep sop konro
kepada siapa?
Makassar, 2000
Komentar: