Ketika itu mengabdikan diri untuk berbagi ilmu di sekolah |
"Hormati gurumu sayangi teman, itulah tandanya kau murid budiman"
Nyanyian ini telah lama dilupakan
Benar-benar terlupakan
Apakah kita masih ingat?
Aku yakin kita tak pernah tahu
Atau mungkin memang tak pernah mau tahu
Atau mungkin juga kita tak tahu apa-apa lagi
"Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku"
Kurasa kita tak lagi mengenal lagu ini
Sebab tradisi itu benar-benar telah raib dari hati
Dan nyanyian itu telah lama dikubur
Nyanyian itu telah lama dibuang ke tong-tong sampah
Disembunyikan dalam lipatan kertas-kertas yang hampir habis termakan waktu.
Kusam dan sobek, lalu perlahan hilang.
Lihat!
Lihatlah mereka;
Mereka tak pernah mengeluh mengalirkan ilmunya
Tak pernah pula mereka marah jika kita tak salah
Lalu apa yang kita berikan padanya?
Tak ada....
Mereka banyak yang diadukan hanya karena menegur kesalahan yang kita buat sendiri
Mereka banyak yang dizalimi karena dianggap bukan siapa-siapa.
Padahal, kita tak menyadari satu hal;
Tidak sedikit orang sukses berkat mereka; guru kita.
Berkat guru; tidak sedikit orang menjadi professor, insinyur, arsitektur, dosen, dokter, ahli matematika, ahli fisika, ahli kimia, bupati, gubernur, menteri, presiden dan banyak lagi.
Lalu kita melupakan semuanya....
"Namamu akan selalu hidup,
Dalam sanubariku......"
Benarkah namamu akan tetap hidup?
Esok nanti kau akan tahu betapa berharganya mereka
Dan nyanyian itu tak akan lagi dianggap pelengkap saja.
Makassar, 6 Mei 2010
Komentar: