
Ditulis oleh: Ahda Imran
Ini wajahku. Bawa ke laut,
lalu kenanglah!
Sepanjang abad perut ikan-ikan
menyimpannya. Menyerahkannya
pada nafas para nelayan.
Jangan menjemputku di pulau
dengan rindu
BACA JUGA: Puisi: Fatimah Karya Kusuma Jaya Bulu
pada suara laut paling jauh
Ini tubuhku
bawa ke dalam kabut
lalu catatlah!
Burung-burung
menjeritkannya, angin mengurainya
para pemberontak menyebutnya
cahaya!
BACA JUGA: Puisi: Mencari Badik yang Hilang
Jangan memanggilku dari keheningan
karena rumahku adalah percik api
dari ribuan kaki-kaki kuda!
Ini seluruhnya untukmu
tapi pulanglah padaku, seperti juga
aku datang padamu
Atau kita sama-sama membakar saja rumah ini!
2003
Jika sama-sama membakar
BalasHapusTentu terbakar
Panasnya hingga jauh terlontar
Lalu rindu yang dilaut kembali bersandar
Asal jangan terbakar sekalian dengan rindunya mbak Anisayu. Hehe
BalasHapusHahaha