Kita mulai lupa pernah berubah bulan separuh sesaat sebelum pagi
Matamu danau berisi kaca beling
Aku perenang tanpa pelindung
"Aku rindu darah tubuhmu." Kau membisik di telinga kiriku yang telah berbulan tak kubersihkan.
Suaramu masih kudengar jernih.
Riciknya rindu yang tumpah ke hati
Kita benci pagi, terlalu cepat datang
Tetangga bangun. Curiga di matanya bunga kamboja
Derap sepatu anak-anak melangkah
Ke sekolah
Menerabas rahasia kita yang belum sepenuhnya berubah pagi
Kita suka aroma bantal yang basah keringat
Abai aroma tanah yang dikirim pagi.
Bila Kau sempat temukan satu huruf namaku
Berjalanannya ke arah ASAP rokok
Kau akan temukan bulan telah patah
Rekatkan dengan air matamu
Aku di sana menuang darahku
Minumlah!
Itu tanda ulang tahunmu...
Rumah kekasih, 10/10/2014
Irhyl R Makkatutu |
Komentar: