Kau tanam duri di selangkang waktu
Kami tertusuk
Perih
Pedih
Dan berdarah
Kami belum mati
Kami masih hidup
Kami masih bernafas
Anyaman aksara dan teriakan nurani
Terurai dari bibir mungil
Di sudut sana, akan kau tebus
Setiap tetes air mata yang mengalir
Lihatlah, kami masih tersenyum
Meski panah kau tembakkan ke dada kami
Lihatlah, kami masih hidup
Kami belum mati
Kami masih bernafas
Makassar, 1 Desember 2008
Komentar: