Melapuk senyum di peraduan resah, gelisah
Menunggu petakan dalam gemerlap sesaat
Menata petak-petak bebatuan jadi rimba maksiat
Teluh merajam salam yang mengalun dari bibir
Sesat menanti di pintu malam
Meski telah mengarungi samudera tak bertepi
Hendak ke mana sepi diterawang?
Senandung bising knalpot membias senyum
Soraki tatapan penuh nafsu
Jejaki jalan trotoar gersang mencari lentera
Tapi bukan dengan menjual tubuh
Terlalu ganas hidup di luar sana
Salah……
Itu salah……
Sungguh salah……
Salam dirajam bersama gelap malam
Syahadat dipenjara di balik lemari pakaian
Sujud tak lagi jadi jalan temui_Nya
Muhajirin, Mei 2009
Komentar: