Pernah, aku ingin menulis tentang diriku sendiri. Namun, lagi-lagi terbentur pada sebuah kesibukan yang memang telah lama ingin kutuntaskan. Entah esok, apakah aku mampu menulis seperti sebelumnya ataukah semua imajinasi pergi meninggalkanku bersama kesibukan yang saat ini aku jalani? Mudah-mudahan saja tidak.
Beberapa hari yang lau, aku terhentak membaca tulisan seorang teman yang entah itu adalah sebuah ceroen atau bukan. Sebab dia sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada pembaca. Isinya tentang aku dan lima orang yang kuanggap saudaraku. Kami biasa dinamakan ENAM MATA BADIK. Serasa ada yang menyambar pada hati dan relungku. Aku cepat-cepat ingin menulis lagi dan membuktikan bahwa aku masih seperti yang dulu. Selalu haus untuk menulis dan menulis lagi. Aku masih bisa menciptakan sebuah puisi dan masih juga bisa membuat sebuah cerita pendek.
Hari-hari itu menantikanku. Menanti saat aku ingin menulis lagi. Terus belajar dan menulis hingga apa yang menjadi mimpi dalam kisah yang ditulis sahabatku itu menjadi nyata atau setidaknya mendekati nyata meski dengan aral dan rintangan yang tidak sedikit.
Tunggu aku di sana
Aku pasti akan kembali menemuimu
Dengan secarik kertas dan pulpen
Ataukah dengan sebuah ponsel milikku
Akan seperti dulu lagi
Tunggu.....
Makassar, 22 Juni 20011
Aku rindu menulis dan aku merindukan semuanya!!!
Kisah yang dramaris...
BalasHapus