Tersayat dan berdarah
Teramat perih dan menyengat hingga sumsumku
Kau tak kenal iba....
Kau tak kenal budi...
Dan untuk yang kedua kalinya
Belati itu kau tancapkan pada dadaku
Amarah dan dendam pun berkelahi dengan hati kecilku
Untukmu liang itu kusiapkan
Untukmu kafan itu kubeli
Nisan itu untukmu
Untuk keserakahan yang bertengger di urat nadimu
Untuk nuranimu yang telah mati
Untuk hatimu yang tak sadar
Semoga saja sadarmu hadir sebelum ajalmu....
Minasa Upa, 7 November 2009
Komentar: