warnahost.com

Rindu Menulis Sastra

Saya ingin menceritakan sedikit tentangku.

Dulu. Di waktu yang sangat lampau. Saya sering dan paling suka menulis sastra. Menulis apa saja. Puisi, cerpen, naskah, dan banyak lagi. Namun, saya tidak ingat persis kapan aktivitas menulis itu mulai menurun. Bisa dikatakan hampir tidak ada aktivitas itu lagi.

Menulis puisi sangatlah mudah bagiku karena ide-ide itu selalu saja muncul bahkan kadang berdesak-desakan. Saya biasanya bisa menulis tiga sampai empat puisi perhari. Tapi lagi-lagi itu dulu. Di waktu yang sudah sangat lama. Jika sekarang ada yang meminta untuk dibuatkan puisi, pasti saya minta jeda dua  sampai tiga hari. Padahal, dulu bisa sampai beberapa menit saja sudah jadi. "Itu dulu". ^_^

Semalam, entah karena apa atau dapat petunjuk dari mana. Ditambah lagi dengan suasana yang sangat bising. Naluri menulis itu kembali bergolak. Hehehe.

Ceritanya begini. Semalam seorang teman meminta saya mendesain pamflet untuk persiapan kegiatan "Malam Perayaan Puisi & Tanggal Lahir IPASS". IPASS itu adalah nama organisasi seni dan sastra yang saya geluti. IPASS itu singkatan dari Ikatan Pemerhati Seni dan Sastra yang biasa juga kami sebut "Nirwana Kecil".

Kembali ke desain pamflet. Nah, selesai membuat desain yang super simple, teman saya itu kembali meminta saya untuk menambahkan puisi dalam desain pamflet itu. Wah, awalnya pusing juga tiba-tiba diminta buat puisinya. Hhmmm.... Lalu tiba-tiba... Hahahhaa... :D

Saya coba saja berkonsentrasi dan akhirnya jadilah puisinya. Meskipun pendek tapi kata teman, maknanya dalam. Hehe.

Ni dia puisinya:
Sayang, Kemarilah!
Bacakan puisimu untukku sekali lagi
Tak perlu panjang,
Cukup namamu dan namaku saja.
Itu saja yang ingin saya kisahkan... :)
Aku ingin kembali menulis!


Malam perayaan puisi
Desain Pamflet

Related Posts

13 komentar

  1. Semangat terus untuk berkarya bro :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah bener.. semangat terusssssssssssssssssssssssss

      Hapus
    2. @Catatan Raaifa
      Terima kasih supportnya mbak.. ^_^

      @Yahya Doank
      Siip bro. Ni lagi bangkitkan semangat lagi. Hihi...

      Hapus
  2. Hehehe... maen rindu-rinduan aja nih ah! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Begitulah. Rindu bisa merubah banyak hal... :)

      Hapus
  3. Hayoo semangat. hiehiehiee
    Obat rindu itu cuma satu. Ya langsung temuin apa yang dirindukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, lagi berusaha muncul ke permukaan lagi ini. Hehe

      Yang satu itu sedang diusahakan juga bang. "Bertemu"
      Makasih dah mampir bang.

      Hapus
  4. Ha, tempatnya di dekat rumah tuh bro.
    Sukses ya buat acaranya nanti. Hehe

    Sekarang konsentrasinya ke editing. :D
    Sesekali luangkan waktu bro.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tengkyu bray. Kalau bisa datanglah nanti ke sana...
      Nyanyikan sebuah lagu.

      Begitulah bray. Banyak editan biasanya.

      Hapus
  5. Kalau mengaku engkau sastra
    Mana buktinya
    Coba lihat ke aksara
    Dia tak pernah berduka
    Apalagi berhenti berkarya

    Kalau mengaku engkau sastra
    Seharusnya malu engkau rasa
    Melihat puisiku selalu ada
    Padahal sastra bukan jurusan saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pernah mencobanya, tapi setiap kali kucoba selalu saja terbentur dengan berbagai kesibukan yang tak bisa kutinggalkan.

      Memang, aku kadang merasa iri melihat dan membaca karya-karya dari orang yang notabenenya tidak berasal dari dunia sastra.... :(

      Hapus
  6. kalau rindu sudah tak tertahankan lagi, seolah sudah di ujung tanduk, alangkah lebih indahnya jika menulis satra saja sekarang...hayo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip... Betul bang. Sekarang lagi mencoba terus menuliskannya kembali.

      Thank's telah berkunjung..
      Salam blogger!

      Hapus

Posting Komentar